Source : from google.com
Mengingat post blog saya yang sebelum ini, saya ingin membahas sedikit tentang rontoknya rambut saya. Memang sebenernya gak gitu penting. Siape elo kalo kepala lo botak :P
Tapi ini tentang makna kehilangan (lagi-lagi saya belajar dari sebuah kehilangan). Why? Why God must take my hair from my head? WHY?! Pada awalnya itu yang ada di pikiran saya. Sampai pada akhirnya saya membiasakan diri dengan hidup tanpa memiliki helai-helai rambut. And I do it so' well ;)
Satu per satu rambut saya berjatuhan. Setiap hari setiap detik setiap saya bergerak. Rasanya tak ada yang lebih melelahkan dari memungut rambut-rambut saya yang berjatuhan setiap hari. Mama mengumpulkan rambut-rambut yang (berhasil) kami dapat di dalam sebuah keresek. Katanya kenang-kenangan. Satu hal yang pada akhirnya buat saya takjub diikuti rasa bersyukur. Rambut saya sudah rontok banyak, bahkan tak ada jeda setiap waktunya. Tapi saat dilihat kembali, rambut saya yang sudah jatuh di dalam keresek saja jumlahnya sudah sangat banyak. Belum yang jatuh tersapu. Atau yang saya buang di kamar mandi. Belum juga yang jatuh di tempat lain. And you know what? Di kepala saya masih banyak terdapat rambut yang menempel. Walaupun sebagian pitak, dan lama-lama botak di bagian atas. Tapi sisanya masih banyak. Begitu baiknya Tuhan kasih saya rambut tebal. Padahal dulu saya sering mengeluh dengan rambut tebal saya. Karena susah banget diatur. Sedangkan teman-teman saya punya rambut yang tipis dan lurus, nggak bandel. Sedangkan saya, ditipisin ke salon aja udah tebal lagi dalam hitungan minggu.
BUT NOW, saya luar biasa bersyukur. Kalau dulu rambut saya tipis, dalam hitungan hari mungkin saya langsung botak gitu aja. Tapi dengan ketebalan rambut tersebut, rambut saya masih bisa bertahan di kepala jauh lebih lama. Sampai kemoterapi ke-6 kemarin akhirnya saya memutuskan memangkas habis rambut saya yang tersisa di kepala. Biar gak usah nunggu lama untuk rontok semua. Dan biar bakal-bakal rambut yang akan tumbuh juga cepat tumbuhnya.
And JRENG! I have no hair. When I see myself on mirrorr, saya seperti melihat orang lain. Bukan orang lain dalam arti wujud orang lain. Tapi dalam arti saya yang lain. Saya dengan pribadi yang berbeda. Sedih memang melihat kepala saya tanpa rambut, saya bahkan sering bilang pada suami saya dimohon untuk tidak ilfeel :D Tapi thank God, kepala botak saya selalu kami jadikan lelucon. He always kiss me, when I say that saya nggak PD sama saya yang sekarang. He always said, I'm beautyfull for him :')
Banyak juga yang menyarankan saya agar pakai kerudung. Akan saya bahas sedikit di sini. Mohon maaf sebelumnya saya tidak ada maksud menyinggung siapapun. Ini murni pendapat pribadi saya. For me, berkerudung itu adalah komitmen saya dengan Tuhan. Bukan hanya sekadar menutup aurat saja. Dan kenapa harus komitmen? Itu artinya saya harus mulai membiasakan diri dengan memperbaiki diri dari hal-hal kecil. Dalam hal ibadah pada Tuhan. Dengan begitu, saya nggak asal pake dengan tujuan hanya menutup aurat atau demi mengabdi pada suami. Saya tahu ada ayat dalam al-qur'an yang menjelaskan tentang menutup aurat dan pengabdian pada suami. Bukan berarti saya tidak mau mengabdi pada suami. tapi, memakai kerudung itu is just physicaly. Saya yakin Tuhan pun akan setuju bahwa hal-hal baik itu datangnya dari dalam hati kita sendiri.
Jadi, bukan tidak mau tapi saya belum sepenuhnya siap memakai kerudung. Apalagi kalau niatnya karena ingin menutup kekurangan. Bukan karena dari hati, karena pengabdian kita pada Tuhan. Saya masih bisa pakai penutup kepala/wig or whatever like that. So I change my style of it :D
Jadi, simple saja. Bahwa segala hal yang kita punya di dunia ini bahkan sehelai rambut pun. Itu bukan milik kita. Itu sepenuhnya milik Sang Pencipta. Dan Dia bisa mengambilnya kapan saja. Jika saya selalu menerapkan cara hidup berke-Tuhan-an, pada akhirnya saya siap dengan keadaan tak punya rambut. Dan saya sedikit demi sedikit mulai menerima keadaan ini. Saya percaya, Tuhan akan kasih apa yang saya pesan dalam do'a di saat yang sangat tepat. Dan jika tidak, Ia akan mengganti dengan yang lebih baik.
For a such thing, I gratefull much to God. For everythings, what God gave me ;)