Kamis, 14 Februari 2013

End of the fucking chemo treatment

Selamat siang blogger, rasanya siang ini ingin berteriaaak ... AKHIRNYAAAA!!!!

Pengobatan yang melelahkan ini berakhir juga. I'm totally free from this fucking chemo!!!
Setelah kemo ke-6 kemarin, lalu menunggu hasil lab seminggu kemudian. Akhirnya saya dibebaskan dari kemoterapi. Itupun setelah saya melewati beberapa rintangan terlebih dahulu. Kalau istilah anak SD-nya, saya sempat musuhan dulu sama Tuhan karena merasa doa saya tidak didengar (terdengar kafir ya itu kalimat) :))

Dua minggu setelah kemoterapi ke-5, HCG saya 1,83. Karena perjanjian awal dengan dokter tinggal 2 kali lagi kemotrapi, so' saya dan keluarga hanya berfikir bahwa tinggal 1 kali lagi kemoterapi setelah 1,83 ini. Tapi ternyata dokter bilang, kita lihat hasil HCG setelah ini. Kalau bisa turun sampai 0 koma sekian kemoterapi bisa dihentikan. Tapi jika belum, tambah lagi 1 kali. Dan kami sekeluarga seperti berlomba-lomba berdoa pada Tuhan agar HCG saya di angka 0 koma. Kami juga optimis dan yakin kalau setelah ini akan jadi kemo terakhir. Saya yang biasanya pesimis pun mencoba untuk optimis. Mencoba untuk yakin bahwa Tuhan sepenuhnya akan mengabulkan doa kami.

Subhanallah, di kemo ke-6 efek dari kemonya luar biasa menyakitkan. Tentunya selain mual muntah yang berkepanjangan, seluruh badan saya sakit sekali. Saya merasa (maaf) lumpuh sementara. Menggerakkan badan sedikit saja sakitnya luar biasa. Saya nggak tahu apa saya yang manja tidak bisa melawan rasa sakit, atau memang badan saya sudah sepenuhnya menolak obat-obatan itu masuk ke tubuh saya sehingga rasa sakitnya luar biasa. Saya sampai berfikir, saya bisa saja meninggal gegara efek kemoterapi itu. Seriously, akal sehat saya seolah sudah tak bisa diajak kompromi untuk bersatu melawan rasa sakit.

Setelah kemo ke-6 tersebut, saya mulai menata hidup sedikit demi sedikit. Dengan modal keyakinan dan doa bahwa saya memang tidak akan kemoterapi lagi. Saya juga mulai membuat planning-planning baru untuk kelanjutan hidup saya. Hingga saatnya tiba saya harus melihat hasil HCG. Namun betapa kecewanya saya ketika hasilnya tidak sesuai dengan yang saya harapkan. Penurunan rata-rata yang biasanya 90% mendadak jadi hanya 30%. HCG saya turun, tapi hanya sedikit. Dia berhenti di angka 1,21. Tuhan! Saat itu juga saya menangis. Saya menangis dan menangis. Saya dan keluarga merasa kami sudah melakukan apa yang memang harus kami lakukan. Berdoa dan meminta pada Tuhan, dan mempercayakan semua hasilnya pada-Nya. Tapi kenapa hasilnya sungguh mengecewakan. Dan bayangan kemoterapi selanjutnya menjadi hantu yang menakutkan untuk saya.

Untuk saya pribadi, kejadian itu sangat memukul. Hati saya berontak. Otak saya menolak menatah-mentah. Dan seumur hidup, saya baru merasakan ada penolakan yang begitu hebat terhadap sesuatu. Yaitu terhadap kemoterapi ini. Jiwa dan tubuh saya sudah benar-benar tidak mau tahu akan adanya obat-obatan yang akan masuk lagi ke tubuh saya. Saya pun menolak. Tapi orang tua saya merayu saya agar mau 1 kali lagi kemoterapi. Mereka bilang perjalanan saya yang panjang ini akan sia-sia jika saya menyerah. Walaupun saya juga mati-matian mencoba untuk menerima, tapi tetap. Saya MENOLAK!

Satu hal yang pasti. Saat itu saya merasa sangat MARAH yang luar biasa pada Tuhan. Saya merasa sudah cukup apa yang saya lakukan untuk Dia tapi Dia belum juga mengabulkan permintaan saya. Saya tahu kalimat tadi terdengar tidak sopan, terdengar hina, terdengar 'memangnya saya siapa berani-beraninya marah pada Tuhan'. Tapi entahlah, saya benar-benar merasa bahwa Tuhan memang sedang menyaksikan kemarahan saya. Saya menangis sambil berkata, What do You want from me God? And I can't trust anything. Saya tetiba tidak percaya pada doa, harapan, dan pikiran optimis. Saya merasa semuanya sangat sia-sia. And my hubey just hug me and say, " Kalau kamu merasa sudah tidak kuat. Berhentilah. Toh tidak ada jaminan pasti apakah kemoterapi ini akan benar-benar bikin kamu sembuh. Dan serahkan saja semuanya sama Tuhan" Saya tidak mengerti, insting hati dan pikiran saya sangat bertolak belakang.

Hingga akhirnya, dokter bilang dengan entengnya bahwa HCG saya masih normal. Dan memang yang penting normal tidak di atas 5. Jadi, ya sudah kemoterapi ini bisa dihentikan. Alhamdulillahhhh. Ternyata Tuhan memang mendengar doa kami semua. Rasanya maluuuu sekali saya sudah berburuk sangka pada-Nya. Berulang kali saya sisipkan maaf di setiap doa saya. Dan saya percaya bahwa Tuhan Maha Pemaaf. Sayanya aja yang kurang ajar. And now, I stand up to facing everything. Saya harus siap menghadapi segala hal. Saya harus menunggu 1 tahun untuk punya anak. Dan masih kontrol HCG 2 minggu sekali. 

Terima kasih Tuhan, Engkau selalu menjadi pelindung di setiap kesulitan. Dan terima kasih semesta, sudah berkonspirasi dengan alam yang juga ikut mengabulkan doa saya. Saya masih selalu berdoa dan meminta bahwa setelah ini, kejadian-kejadian buruk kemarin tidak akan terulang. Tak ada lagi yang namanya kemoterapi, TTG, atau bolak balik rumah sakit (kecuali jika nanti saya melahirkan). Saya harap setelah ini, saya mulai menata kembali puing-puing yang kemarin sempat hilang. Dan saya akan tetap menjalani keseharian saya sebagai penulis. Thanks All, thanks for reading my story :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar