Kamis, 03 November 2011

Keluhan para wanita

Udara Bandung masih sangat2 dingin
Bahkan saya sampe pake jaket dalam ruangan sambil mengancingkan resleting jaket tersebut. dingin sampe ke dalem2, ke tulang2, bahkan mungkin aliran darah di dalam tubuh saya mengencang karna kedinginan. ah. c'mon. saya ga pinter bilogi, jadi mari kita berhenti berbicara tentang biologis manusia :)

Tadi pagi saya tiba2 ingat tentang seseorang
Seorang temen wanita saya yang pernah nangis2 di telfon gara2 cowoknya (ah, entah sudah ada berapa banyak teman wanita saya yang melakukan hal itu dan lalu dia tiba2 pura2 lupa sama saya setelah keadaan membaik)
Saya gak ngerti sama mereka, dan teman wanita terakhir yang nelfon saya dan curhat panjang lebar. Saya gak ngerti kenapa mereka mengeluh dan tetap menjalani hubungan di waktu yang sama.
Dulu, saya juga termasuk wanita atau let say, cewek yang gak bisa move on. saya selalu terjebak dengan pria brengsek yang 1 type dan tidak pernah berhenti membuat saya menangis dan menderita. take it or leave it adalah satu2nya doktrinan dari diri sendiri yang melekat di otak saya saat itu. walaupun saya selalu menjalani kegalauan itu dengan bosan.
Tapi sekarang setelah saya yakin sudah 100% move on, saya berfikir bahwa itu adalah hal yang sangat sederhana. jika seorang pria/cowok yang sedang kamu pacari tidak pernah berhenti menyakitimu dan hanya membuatmu menangis saya berani jamin dia tidak benar2 mencintaimu. Bahkan ada salah satu teman saya yang sebentar curhat bahwa dia sering diskaiti cowoknya sebentar kemudian status BBMnya sudah berubah jadi bahagia karna cowoknya baru saja memberikan dia bunga.

Hah! ironis sekali!
saya yakin bahwa ukuran waktu yang lama dalam berpacaran bukan jaminan si cowok benar2 sayang pada kita. Nope! itu bukan ukuran penting. Dan jawabannya cuma 1, pilihan tentang tetap menjalani atau tersiksa atau meninggalkan dan yakin bahwa akan ada seseorang yang lain yang dikirim Tuhan yang jauh lebih baik. dulu saya bisa move on karna saya percaya Tuhan akan memberikan saya seseorang yang baik yang mencintai saya tanpa harus menyakiti dengan cara yang salah.

Saya ngga mendambakan seseorang yang sempurna atau yang selalu memberikan apa yang saya mau. tapi minimal antara saya dengan dia ada keterkaitan tentang memberi dan menerima. relationship itu tentang KAMU dan AKU bukan tentang kamu saja atau aku saja. keduanya harus seimbang. dan mereka yang masih menangisi lelakinya dan berharap setiap pagi bahwa si lelaki akan tiba2 berubah jadi super heroes yang ada dibayangan mereka, hanya buang2 waktu. saya bukan menyalahkan cinta atau perasaan yang mereka punya, tapi saya rasa. itu bukan cinta. rela disakiti dan dibuat menangis sampai ratusan tahun? itukah cinta? menunggu dan menanti pasangan kita akan berubah? itukah cinta?

2 komentar: