Source : Google
Look at the pic. Itu gambaran seorang ibu hamil yang sangat didambakan jutaan wanita di dunia.
Hari ini saya blog walking lagi untuk para ibu yang mengalami atau pernah mengalami hamil anggur/mola seperti saya. Khususnya yang berlanjut harus kemoterapi seperti saya. Bukannya apa-apa, saya hanya ingin kami berbagi pengalaman. Dan perbandingan dengan apa yang sedang saya alami ini. Blog yang saya temui, saya cari nama orang tersebut di beberapa situs jejaring sosial. Thanks God, for the facebook and twitter. Rata-rata saya bisa menemukan mereka di sana.
Rasanya hari ini saya ingin menulis terus :))))
Saya memang butuh teman cerita. Apalagi saya sudah tidak bekerja sekarang. So' pekerjaan saya ya menulis. But I love writing :) Dari blog walking, ternyata saya memang merasa tidak sendiri. Mereka yang pernah mengalami, juga merasakan apa yang saya rasakan. Apa yang kita rasakan sama persis.
Tapi intinya, yang ingin saya ceritakan di sini bukan melulu tentang penyakit saya. Khawatir reader bosan, ntar lama-lama saya jadi terkesan jual rasa kasihan lagi. Hehe. But now, saya ingin bercerita kalau saya cemburu melihat teman-teman saya yang kini sudah hamil. Yang baru hitungan bulan menikah (seperti saya kemarin) lalu hamil. Padahal saya juga sama seperti mereka, TADINYA. Mungkin sampai saat ini pun saya masih belum ikhlas kenapa nggak jadi hamil. Tapi jujur saya sedih. And I'm crying last nite in my hubey's arm. Saya tahu, saya hanya cemburu melihat mereka yang hamil.
And my hubey's ask me, " Kamu merasa Tuhan gak adil?" when I hear he said that, it's hurting me. Kenapa? Karena saya tahu Tuhan itu adil. Maha adil seadil-adilnya. So' kenapa saya harus lelah melihat mereka yang hamil. Kenapa saya harus jealous? God, sorry for this think. I know it's wrong. Saya sempat menyayangkan. Waktu suami saya bilang mereka yang hamil lalu punya anak, mungkin karena mereka siap. Tapi saya menyanggah. Lalu, kalau tujuannya sama untuk kesiapan menjadi seorang ibu kenapa saya harus sakit dulu untuk menjadi siap? Tapi kenapa mereka tidak? I know this sound's whiny. Secara tidak langsung saya menyalahkan Tuhan. Padahal saya pernah bilang bahwa dalam masalah ini, jangan bawa-bawa Tuhan. And I'm sleep with bring my grief to my dreamland. Saya mencoba untuk tidak memikirkan hal itu lagi.
Suami saya pernah bertanya juga. " Kamu ingin hamil karena teman-teman kamu hamil. Atau kamu ingin hamil karena sudah merasa siap dengan titipan dari Tuhan?" Saya rasa, option pertama jawabannya. Saya sempat ingin berhenti karena saya lelah berjuang. APA? Tidak ada yang namanya berhenti dalam hidup. Jika ingin berhenti, jawaban pastinya adalah mati. Siap tidak siap kita harus terus berjalan. Karena untuk kembali ke belakang saja jelas tidak mungkin. Kalau saya sedih karena saya ingin berhenti dan karena saya lelah, saya rasa Tuhan lebih sedih lagi jika saya menyerah. Jadi saya tidak mau mengecewakan Tuhan. Saya mau Dia bangga karena saya kuat. Karena kekuatan yang Dia selipkan di tangan saya tidak saya sia-siakan.
So', if I recover from this sick. I'm ready to be prod Mom \^^/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar