Judul blog saya ini ngopi dari judul lagunya Mariah Carey. Tapi ini bukan tentang obsesi pada seorang lawan jenis. Saya pengen bahas tentang obsesi pada sesuatu. Simple aja sih. Tulisan ini dibuat gegara saya sering memperhatikan gaya hidup orang-orang yang sudah atau bahkan mulai berubah setelah mencapai obsesinya. Kenapa saya bilang obsesi? Bukan tujuan atau bahkan cita-cita? Cause for me, kalau yang dikejar materi namanya bukan cita-cita men! (Damn why I used this word? 'men') :|
Begini, sederhananya. Jika ada yang bertanya apa cita-cita kita, harusnya sih berhubungan sama passion. Judulnya aja cita-cita. Tapi zaman sekarang, cita-cita atau tujuan itu ukurannya materi. Lagi-lagi materi. Dan obsesi yang saya maksud di sini pun, itu jatohnya materi. Bukan lagi passion. I means, ya gak munafik ya bok. Saya juga butuh uang, cari uang buat hidup, dan pengen hidup enak. But for me, itu bukan tujuan saya atau faktor utama kenapa saya cari duit. Hidup enak dan uang banyak itu bonus. Hidup itu kayak main game men! Saat kita melakukan sesuatu lalu menang, kita dapet hadiah. Bukan karena pengen dapet hadiah lalu baru kita melakukan sesuatu. Tapi kayaknya orang-orang zaman sekarang melakukan option ke-2. Melakukan sesuatu karena pengen hadiah.
Saya melihat dan memperhatikan gaya-gaya hidup beberapa teman. Yang saya tahu historynya kayak apa dari awal. Intinya, karena dari beberapa mereka capek diremehkan orang-orang karena keadaan ekonomi. Dan karena mereka gak mau melulu hidup susah. Lalu muncullah obsesi tersebut. Sebenernya sih gak masalah selama obsesi wajar, tapi jika sudah menyimpang itu yang salah. Bahkan bukan tidak boleh kita menjadi orang yang berada, tapi intinya manfaat dari uang/materi yang kita punya. Dan maaf kata, setelah mereka mendapatkan apa yang mereka mau (even itu memang hasil usaha keras mereka) menurut saya cara berfikir dan cara hidupnya mulai menyimpang. Dimulai dari obsesi tadi.
Yang saya gak setuju, adalah gaya hidup sosialita mereka. Mulai nggak keren kalo gak nongkrong di cafe, mulai gak merasa cantik kalo gak perawatan ke salon, mulai gak PD kalo gak bawa gadget mahal, mulai ngerasa malu kalo liburan/honeymoonnya gak ke luar negeri. Semuanya harus bergengsi. Dan hal-hal sepele kayak gitu. Sepele? Iya lah. Means, emang kenapa kalo hal-hal yang saya sebutkan tadi gak dilakuin? Saya nggak tahu dan nggak ngerti juga sih ya, apa itu karena mereka nggak mau diremehkan lagi sama orang-orang. Tapi menurut saya sih, itu tetap bukan alasan. Sama sekali. Saya sih nggak menyalahkan ya. Itu hak mereka. But for me, obsesi itu bisa jadi gak bagus kalo niatnya juga nggak bagus.
Sama halnya dengan niat ingin membahagiakan orang tua. Banyak anak-anak yang ingin bahagiain orang tua dengan menjadi sukses. Itu bagus. Atau pengen beliin mereka ini itu. Itung-itung balas budi walaupun kita gak akan pernah bisa membalas budi baik mereka sebanyak yang mereka kasih. Itu juga bagus sih, tapi kita kadang lupa. Apakah bahagia itu ukurannya hanya materi? Dan apakah dengan kita ngasih ini itu sama mereka, cara kita hanya menjadi cukup? Cukup bahagia. Nggak. Karena kita nggak bisa mengukur kebahagiaan seseorang. Apalagi kalo ukurannya hanya sebatas materi. Kan katanya kan bahagia itu sederhana.
Maksud saya, saat kita sudah mendapatkan apa-apa saja yang kita inginkan termasuk limpahan materi bukan berarti segala hal yang tadinya ada di diri kita (I means yang positif) jadi nggak ada di diri kita. Bahkan jadi berubah. Jadi serasa nggak afdol gitu kalo kita nggak termasuk di salah satu kaum sosialita tersebut. Kasian sih sama orang-orang yang kayak gitu. Yang buat mereka, materi jadi satu-satunya wahana untuk jadi bahagia. Dear, saya sedang menjalani pengobatan. Butuh mental kuat dan banyak untuk menghadapi penyakitnya sendiri, pengobatannya, biayanya, and all. Tapi tanpa itu semua saya tetap merasa saya bahagia. You know what? Semenjak sakit, bahkan saya nggak bisa jalan-jalan atau liburan ke mana-mana. Saya nggak bisa creambathan lagi ke salon kayak dulu, saya nggak bisa belanja ini itu atau bahkan sekadar mempercantik diri. Tahukah kamu bahwa saya hanya mengejar SEHAT. Kehidupan di dunia ini kecil sekali. Sehat dan selalu diberkahi Tuhan. Itu tujuan saya sekarang. Dan intinya, saya tetep bahagia :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar