Selasa, 04 Desember 2012

Kuat karena kamu lebih kuat


Hey Reader ... I'm back!
Front on my laptop, to write this to you :)

Rasanya kayak lagi ada di ujung jurang. Sambil melihat-lihat ke bawah betapa jauhnya daratan. Betapa ingin melompat ke sana. Betapa ingin berteriak dan protes pada Tuhan. Pada siapa? YA! Pada Tuhan. Dasar manusia. Tuhan selalu disalahkan setiap kita sedang bermasalah. Tapi tak pernah saya lakukan itu semua. Gak ada guna. Karena dengan marah, Tuhan tidak akan menjadi kasihan lalu memberi apa yang kita mau, bukan apa yang kita butuhkan.

Seminggu kemarin terasa jadi minggu yang sangat BERAT buat saya. Sehabis kemoterapi ke-2, saat tes HCG ternyata HCG saya naik. Dari 700 sekian jadi 1000 sekian. Saya SEDIH! Dan saat itu saya ingin MARAH! Saya menangis lagi untuk yang kesekian ratus kalinya. Saya pikir dari 700 bisa turun banyak lagi hingga saya gak perlu banyak-banyak tambahan kemoterapi. Tapi ternyata tidak. Saat itu pikiran saya kalut sekali. However, bolak balik rumah sakit itu butuh biaya banyak. Dan keuangan keluarga saya sudah mulai menipis. Saat pergi ke rumah sakit, saya nggak semangat. SAMA SEKALI tidak ada semangat. Semalaman saya sharing dengan suami. Cuma dia satu-satunya orang berfikiran logic yang bisa saya ajak bicara.

Sampai di rumah sakit, ternyata karena naik HCG kemoterapi saya harus naik dosis. Dari MTX ke EMACO. Yang bisa dibilang jauh lebih berat. Yang ternyata jauh lebih mahal juga harganya. Bukan apa-apa. Tapi yang saya pikirkan adalah efek kemoterapinya. Kalau dosisnya ringan, badan saya masih bisa terima. Kalau naik dosis, I don't even know. Shock waktu liat obatnya banyak dan saya harus diinfus. Setelah kemarin saat MTX hanya suntik saja. Malamnya saya baru diinfus, dan dimasukan lah obat-obatan yang banyak itu ke dalam infusan. Dan bagaimana hasilnya? Semalaman saya muntah sebanyak 9x :D
Tapi Tuhan masih bersama saya. Saya cek USG dan test rontgen paru-paru. Hasilnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. All be oke. Hanya mungkin sel trofoblas ini yang bandel di tubuh saya.

Baru menjelang subuh suster kasih saya obat yang dimasukan ke dalam infusan. Barulah muntahnya berhenti dan saya bisa tidur. Yang lebih kasihan suami saya. Saya muntah sekian menit sekali, otomatis dia tidak bisa tidur nyenyak. Sedangkan paginya dia masih harus pergi kerja. Maaf ya sayang :((((

Ada yang berbeda dari MTX. Kemoterapi ini rawat inapnya hanya 2 hari. Di hari ke-8 rawat inap lagi hanya sehari. Mungkin karena obatnya keras, jadi dikasih jangka waktu seminggu untuk obat berikutnya. Memang terlihat ringan, tapi Ya Allah efeknya itu loh. Malam pertama dan kedua absolutely saya nggak bisa tidur. Tapi di hari ke-2 muntahnya hanya sekali. Pulang ke rumah saya nggak bisa makan sama sekali. Selera makan hilang, maunya muntah saja. Tapi untungnya dikasih resep oleh dokter. Dan lumayan walaupun makannya cuma bubur beberapa suap dan jus yang bisa masuk. Tapi sehari setelah pulang, I'm fine :) dan mulai lagi masuk makanan sedikit-sedikit. Alhamdulilah. Dari situ, nafsu makan kembali meningkat seperti biasanya.

Di hari ke-8. Segalanya lancar. Dari mulai booking ruangan yang biasanya susah karena penuh, dilancarkan karena ruangan banyak yang kosong. Dan, saya nggak muntah =)))) . Karena obat yang dimasukan ke infusnya juga cuma sedikit. Tapi pas pulang ke rumah, mendadak saya mual lagi dan muntah sampai 4 kali di malam hari. Untung ada stock obat mual di rumah. Jadi besoknya sedikit demi sedikit saya bisa makan. Ironis sekali. Saya nggak punya keluhan sakit apapun karena penyakit ini. Tapi efek kemoterapinya yang bikin gak kuat. Setiap mual lalu muntah saya harus tahan-tahan agar gak muntah. Sampe muncul keringet dingin. Tapi mudah-mudahan, efeknya hanya ini. Please, jangan ditambah apa-apa lagi :'((((

Malam itu, suami saya sampai memeluk saya erat. And I know, he's praying on silent. Dia bilang gak tega liat saya muntah-muntah sebegitu parahnya. Saya tahu dia sedih, kalau posisinya dibalik mungkin saya yang nggak kuat kalau liat dia sakit. Suami saya orang paling tenang dan sabar dalam menghadapai apapun. Tapi kemarin dia terlihat rapuh. For a God sake, saya sedih liat dia sebegitu sedihnya liat saya drop. Bahkan dia sampai mati-matian cari biaya pengobatan saya. DEMI SAYA :')

Makanya setiap sebelum pergi tidur, saya selalu elus rambut suami saya sambil berdoa untuk dia. Berdoa agar Tuhan selalu beri dia kesehatan, selalu dilindungi, dan dimudahkan segala usaha & urusannya. Sekarang saya mengerti, apa perbedaan menikah dan pacaran. Setelah menikah, ada tanggung jawab yang didasarkan perasaan cinta. Saya bukannya melebih-lebihkan. Tapi memang apa yang kami berdua hadapi sekarang sangat tidak mudah. Tapi suami saya berusaha untuk selalu mendampingi saya dalam keadaan saya serapuh apapun. Dia selalu bilang, dia harus kuat untuk menguatkan saya. Kita sedang sama-sama belajar. Belajar menerima keadaan masing-masing. He did perfectly. That's why I choose him to be mine :) And I pray to God it'll be forever :')

Saya sebagai seorang istri yang juga sedang menjalani pengobatan, Hanya bisa berdoa untuk saya, untuk dia, untuk kami. Saya gak pernah bosan untuk minta kesembuhan sama Yang Berhak. Tuhan Maha Segalanya. Walaupun kemarin saya sempat kehilangan harapan, tapi saya mencoba untuk tidak lelah meminta kesembuhan. Dear reader, jika kamu, temanmu, istrimu, sahabatmu, atau saudaramu yang mengalami penyakit yang saya alami. Jangan takut. Bersyukurlah karena penyakit ini masih bisa disembuhkan oleh kemoterapi. Saya nggak bilang bahwa kanker-kanker yang lain tidak bisa disembuhkan oleh kemoterapi. Tapi penyakit trofoblas ini punya kemungkinan besar sembuh. Dan, saya HARUS SEMBUH. No matter what.

Tuhan, bantu saya untuk percaya dan yakin bahwa Kehendak-MU memang selalu benar :)

1 komentar: