Source : Google.com
Dulu, saya masih inget banget waktu saya masih beraktifitas bekerja di kantor, keinginan terpendam saya yang saat itu belum berani saya lakukan adalah diam di rumah. Bangun tidur setelah menyiapkan tetek bengek kebutuhan suami sebelum ia pergi kerja saya akan menulis. Menulis apapun. Dan akan saya jadikan hal itu profesi. Pekerjaan saya sehari-hari setelah mengurus rumah tangga. Saya tidak berfikir bahwa apa yang saya kerjakan itu apakah menghasilkan uang atau tidak. Apakah saya mengeruk keuntungan dengan menulis untuk media cetak or something like that. Nope!
Yang saya bayangkan saat itu hanyalah feel dari menulis itu. Duduk di depan laptop dan jalan-jalan di internet. I'll do everything I want. Dan akan ada secangkir kopi panas yang menemani saya (walaupun saya gak gitu suka ngopi, tapi bok biar gaya aja kayak penulis-penulis yang suka nulis sambil ngopi). Muahahahahaha *laugh for me please*.
Atau ditambah rokok yang menghasilkan asap yang mengepul manja dari mulut saya. Tapi bagian yang itu gak saya pilih. Bok, gue udah jadi calon emak-emak. Laki gue bisa marah-manja-grop kalo liat saya merokok. Ya udah sih gak harus gaya juga kalau mau nulis ya :D
Tanpa saya sadari, ternyata apa yang saya inginkan saat itu tercapai juga sekarang. Sebenarnya ini tidak terencana sama sekali. Berhubung saya sakit, harus bedrest dan harus menjalani berbagai perawatan dan pengobatan mengharuskan saya ada di rumah. Melupakan sejenak rutinitas bekerja. Dan untuk menghilangkan bosan, saya pun menulis. Hampir setiap hari saya menulis atau nongkrong di depan laptop. Menulis apapun. Minimal ada yang saya tulis. Dan ternyatahhhh, mendisiplinkan menulis di depan laptop lalu mencari berbagai sumber dari buku, internet, atau bahkan kehidupan sehari-hari itu pekerjaan yang tidak mudah. Sangat gak gampang. Keliatannya aja enak ya bok, liat penulis-penulis terkenal yang menulis di rumah dengan masih bisa mengurus anak. Padahal, nggak semudah itu. Saya yakin, mereka juga melewati proses yang panjang untuk bisa menghasilkan tulisan yang bagus. Yang enak dibaca. Yang bukunya bisa dicari oleh ribuan penggemar. Yang belum launching aja pre-ordernya udah gak ketampung.
Pada awalnya, saya juga menginginkan yang seperti itu. Wajar donk ya. Tapi lama-lama saya pikir bahwa saya akan menulis sampai mati (maaf jika terdengar lebay abaikan saja) :D
Saya akan menulis selama jiwa saya tidak mati. Dan saya menulis buat saya, selain buat dibaca orang lain. Tapi buat memberi makan jiwa saya. Ingat yang suami saya bilang, bahwa menulislah untuk diri kamu sendiri bukan untuk pengakuan atau sebatas pencitraan.
So' mudah-mudahan dengan banyaknya waktu yang saya punya sekarang, bisa melatih otak saya untuk disiplin dengan menulis ya. Hopefully. Dan bisa menambah otak saya asupan wawasan yang masih banyak tidak saya tahu. for it, thanksfull to internet ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar