Jumat, 09 November 2012

What a hamil anggur means to be

Jadi, dimohon untuk tidak bosan membaca berita-berita tentang what-so-ever-this-hamil-anggur yang sering sekali saya bahas semenjak saya sakit pasca kuretase. Tapi, bahkan saya pun bosan sebenarnya membeberkan tentang apa sih hamil anggur itu. Dan kenapa pula harus ada acara kemoterapi segala. Papa saya sampai menyarankan biar saya tulis di PC lalu di print dan di copy sebanyak-banyaknya untuk disebar pada orang-orang yang menengok biar mereka membaca sendiri apa itu hamil anggur (Oke. Ini cuma joke bapak-bapak yang harus diabaikan. Trims) *tersenyum simple*. 

Jadi, setahu saya (boleh diumumkan saya jadi rajin browsing google tentang what-the-hamil-anggur-ever), hamil anggur itu adalah gagal berkembangnya bakal janin menjadi calon bayi. Bayi tersebut gagal berkembang menjadi bakal janin dan malahan membentuk gumpalan-gumpalan darah yang menyerupai anggur. Kegagalan berkembang tersebut berubah menjadi tumor jinak (saya gak gitu ngerti istilah ilmiahnya jadi kita bahas secara Indonesian language aja ya). Dan itulah yang terjadi pada saya kemarin. Otomatis, harus ada tindakan kuretase. Setelah tindakan itu, saya cuma istirahat di rumah selama 3 hari. Hari ke-4 langsung kerja dan beraktivitas seperti biasa. Di hari ke 3 itu saya mengalami pendarahan yang saya kira itu mentruasi. Dan di hari ke-3 saya pendarahan, ternyata jumlahnya melebihi biasanya. Saya masih berfikir itu menstruasi. Baru sampai di hari ke-4 saya mengalami pendarahan hebat sampai dibawa ke rumah sakit dan dirawat selama 2 hari. Hasil patology anatomi (hasil kuretase) itu menunjukkan hasil tumor jinak. Dan kadar HCG (kadar hormon kehamilan) saya turun dari 700ribu sekian jadi 26ribu. Saya sempat mengucap syukur tumor ini tidak mengarah ke ganas.

Tapi pulang dari rumah sakit, pendarahan saya kembali hebat sampai saya dibawa ke alternatif. Dan yang mengagetkan, hasil tes HCG saya jadi naik bukan turun sebagaima yang diharapkan. Dokter menyarankan saya kembali lagi ke rumah sakit negri ke dokter yang menangani tindakan kuretase saya. Dengan naiknya kadar HCG, diindikasikan itu sudah mengarah ke ganas dan harus kemoterapi. Saat mendengar kata kemoterapi tersebut saya sempat menangis dan stress sendiri. Cause I don't even know what kemoterapi it is like I don't know what hamil anggur means to be. Yang saya tahu, kemoterapi itu pengobatan untuk penyakit kanker dengan sederet efek seperti mual, muntah, gatal-gatal, rontok dan sariawan. Dan dengan biaya yang sangat mahal.

Tapi dokter menekankan bahwa ini kemoterapi ringan dengan efek yang hampir sama. Tapi dengan biaya yang relatif rendah. Ini juga kemoterapi dengan dosis yang paling ringan. Namun program otak saya tetap berfikir kemoterapi yang saya tahu dari sinetron-sinetron. Saya benar-benar tak bisa membayangkan bahwa nanti suatu hari rambut saya rontok, atau saya botak. Oh, how much it's terrible ever!!! Tapi Tuhan berkata lain, saat baru memasuki ruangan kamar, Tuhan mempertemukan saya dengan perempuan berkerudung bernama Pipit. Dan ternyata penyakit kami sama. Dia juga sedang akan menjalani kemoterapi session ke-7. Akhirnya dia menjelaskan bahwa kemoterapi yang dimaksud tidak separah apa yang saya bayangkan. Waktu suntik MTX pertama, dia tidak merasakan mual muntah dan efek-efek lainnya. Asalkan badan kita sehat dan disuply dengan banyak makanan sehat.

Saya menuruti nasihat-nasihat dia dengan banyak makan, banyak minum air putih, bahkan memakan habis sayur dari makanan rumah sakit walaupun rasanya OMG!! Tapi karna saya mau sembuh dan mau sehat terpaksa saya makan. Bahkan, Teh Pipit bisa melakukan aktivitasnya sebagaimana biasanya karena tidak ada riwayat pendarahan seperti saya.. Sedangkan saya memang harus bedrest total untuk mencegah si pendarahan kembali datang. Saya salut sama semangat dia. Walaupun dia mengakui  bahwa yang namanya orang sakit tetap ada moment dimana up tapi lalu down. Apalagi ini sudah kemoterapi ke-7. Kebayang-bosennya-2-minggu-sekali-harus-nginep-di-rumah-sakit-selama-4-hari-pulak!! Dan dosis kemoterapi dia sudah meningkat jadi ME dengan memasukan obatnya ke dalam infusan. Karena kuantitas penurunan HCG-nya kurang signifikan.

Saya menjalani kemoterapi tersebut dengan tenang. PADA AKHIRNYA! Karena alhamdulilah wasyukurillah badan saya nggak protes. Dan tidak ada efek yang aneh-aneh. Selama di rumah sakit saya cuma disuntik tanpa diinfus. Bahkan jarang diperiksa suster atau dokter jaga karena badan saya yang sehat. Pulang ke rumah saya kembali bedrest selama kurang lebih 2 minggu. Sempat ada pendarahan sedikit dan tidak hebat. Dua hari sebelum kontrol ke dokter, saya test lab lagi. Untuk cek kadar HCG saya. Saya sempet stress karena takut dengan hasil HCG tersebut. Teh Pipit bilang, ada beberapa orang yang kena penyakit ini, sel yang ada ditubuhnya bandel jadi kadar HCG-nya malah naik atau tetap. Tapi ada juga yang sensitif jadi bisa turun atau bahkan turun banyak. Jadi saya nggak tahu sel yang ada ditubuh saya bandel atau sensitif. Yang ada dipikiran saya, walau turunnya hanya beberapa puluh ribu gak apa-apa. Saya bersyukur. Tapi setelah melihat hasil lab, YASSALAM. Tuhan benar-benar bersama saya. Dari 30000 sekian turun jadi 796. Bukan lagi puluhan ribu seperti bayangan saya. Tapi ratusan!!! Saya sampai ingin menangis terharu. God is really great. Ini berkat doa kita semua. Papa bilang, jika orang-orang yang berdoa doanya dikumpulkan jadi 1 akan menjadi 1 kekuatan yang utuh untuk dikabulkannya doa tersebut. Nice opinion Dad :)

Kontrol ke-2 tanggal 5 November 2012. Dokter happy when see my quantity HCG. Dia bilang responnya bagus. Saat test USG, dokter juga bilang rahim saya mulai membaik. Pendarahan yang datangnya kadang-kadang dengan jumlah yang sangat sedikit ciri-cirinya. Alhamdulilah. Sehabis kontrol saya langsung kemoterapi ke-2. Selama di rumah sakit dokter selalu memperlihatkan wajah happy karena kondisi saya mulai membaik. Dan dengan mendapat penyakit ini, saya jadi tahu bahwa kemoterapi itu dosisnya beda-beda, dan bukan hanya untuk penyakit kanker saja. Tapi tujuannya sama, untuk membunuh/mencegah sel-sel kanker. Waktu saya kemoterapi kedua, ada beberapa pasien yang juga sedang menjalani kemoterapi. Tapi sekali lagi bukan karena penyakit kanker. Hampir sama dengan saya, ada indikasi mengarah ke sana jika tidak dikemoterapi. Tapi mungkin karena dosis mereka lebih tinggi dari saya, jadi efeknya lebih berasa. Mual, muntah, rambut rontok. Tapi ada juga seorang Ibu yang menjalani kemoterapi yang dosisnya hampir sama dengan pasien-pasien di sana tapi tidak mengalami gejala apapun sama seperti saya.

Sorry for my reader, kalo pembahasan saya di blog beberapa kali ini selalu tentang penyakit saya. Bukan ingin mengharap belas kasihan. Tapi saya cuma mau berbagi. Bahkan saya senang jika ada yang sedang mengalami, lalu membaca blog saya ini. Agar dia juga jangan takut. Saya tidak pernah bosan untuk browsing di internet tentang penyakit ini. Sebanyak-banyaknya saya ingin tahu tentang penyembuhan atau prosesnya. Sampe saya mikir, apa gue jadi dokter kandungan aja gitu? Secara ilmu gue udah kaya sama penyakit yang dinamai Tumor Trofoblas Gestasional atau TTG ini (sorry kalo ilmiahnya sama). Eh, by the way. Gak sadar umur apa gue pengen jadi dokter :D

So' reader, saya minta doanya aja ya. Sekali lagi saya nggak minta belas kasihan atau simpatynya. Dan biar siapapun yang membaca walau tidak mengalami (jangan sampe ya :) ) , tetap tahu apa itu hamil anggur. Dan kenapa bisa ada kemoterapi segala. Walaupun sebenarnya, penyakit saya ini terbilang langka karena perbandingannya 1:1000 . Tapi dengan kesembuhan 90-100%. Mudah-mudahan saya nggak kehabisan stock sabar selama menjalani proses penyembuhan ini. Amin Ya Rabal Alamin O:)


2 komentar:

  1. Sist lebih baik kurtase atay suntik kemo langsung saat hamil anggur?

    BalasHapus
  2. assalamualaikum ..
    mau tanya mbak,kamu di dokter mana kemo nya? saya juga menderita hal yang sama.

    terimakasih

    BalasHapus